“Tuhan
menyentuh hatiku lewat foto-foto itu”.
13
Januari 2014
Aku
menangis tersedu-sedu diatas tempat tidur sembari mengatupkan kedua tanganku
menghadap ke meja doa tempat patung Bunda Maria dan Salib Yesus diletakkan.
Hancur hatiku mendapati kenangan masa lalu tentang sikap dan perilaku yang
tidak baik, kehidupan yang harusnya aku syukuri. Sungguh malu aku dihadapan
Tuhan saat itu, sangat malu karena ketidaksucian diriku dihadapanNya. Tangis
pecah dan aku benar-benar terharu sebelumnya melihat foto-foto Paus Fransiskus
yang begitu luar biasa di majalah Catholic.
Aku merasakan segenap darahku berhenti mengalir dan kurasakan adanya kekuatan
gaib yang menyusuri tubuhku dan aku mendapati diriku dalam keadaan penuh noda
dosa. Aku tak layak dihadapan Tuhan, aku tidak pantas. Dengan segala
ketakutanku, aku berdoa padaNya. Sungguh, aku begitu ingin berubah menjadi
lebih baik. Aku disentuh oleh Tuhan lewat foto-foto itu, dan baru kusadari
bahwa Tuhan telah memberikanku 21 tahun kehidupan yang sangat luar biasa dan
aku telah menyia-nyiakannya. Aku mendapati diriku dalam keadaan menangis kedua
tangan menutupi mukaku. Oh Tuhan, ampunilah aku. Aku begitu malu datang padaMu,
Tuhan. Harusnya aku mensyukuri pemberianMu yang cuma-cuma itu, Tuhan. Betapa
besar kasih Tuhan, aku ingin merubah diriku menjadi lebih baik. Aku, yang
bangga lahir dari rahim Gereja Katolik, aku ingin meneladani Yesus, Putra
Allah. Aku ingin kembali padaNya, kepada Bapa, Pemberi Kehidupan. Aku ingin
melakukan hal-hal baik yang sering kulakukan dulu, yang telah hilang seiring
dengan pergaulan bebasku. Oh Tuhan, terimalah diriku yang hina ini. Satu
keinginanku, mencium tangan hambaMu, Paus Fransiskus, entah kapan. Terimakasih
Tuhan, kumencintaiMu selalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar