RUANG KOSONG

Tidak akan ada yang abadi bertahan disini. Aku hanya perlu terus berjalan tanpa harus melihat harapan dari semua yang bersamaku. Bukankah cinta akan berulang terus menerus bersama yang baru? Kita hanya perlu terbiasa melepaskan yang lama dan berusaha menerima tangan terdekat. Kebohongan, sandiwara, kemunafikan, itu sesaat saja rasanya. Terluka, ditinggalkan. Bukankah itu sudah biasa? Aku tak punya apa-apa selain hati.

Sudah sekuat apa kamu mengikat benangmu? Tak tahukah kamu itu bisa putus? Kamu percaya keajaiban? Aku tidak. Aku berulang melihat yang lebih dari ajaib. Aku bahkan kena sihir.

Satu saja bagian hidupmu berantakan bukan berarti cerita hidupmu berakhir seutuhnya. Kamu hanya perlu mengumpulkan pecahan luka itu dan menggabungkannya menjadi satu. Ya. Tidak akan sama. Namun, pentingkah kesamaan dengan yang dulu? Itu hanya akan memberi ruang yang sama untuk jatuh dan pecah lagi. Biarlah kelihatan retaknya, kamu akan lebih menghargainya dan tak akan membiarkannya jatuh lagi. Menangis dan putus asa? Apa banyak yang peduli bagaimana bersusah-susah dirimu mempertahankan semua ini?

Aku bangun dan mengambil setiap kepingan itu. Lem itu sisa sedikit saat kugunakan, irit sekali sehingga ada bagian yang tak terkena. Hanya ini yang bisa aku lakukan. Setidaknya untuk membayar keringat dan lelah selama ini. Menangis dan putus asa sudah biasa, aku pernah mengalami yang lebih buruk dari sekedar sihir.

 

via http://kfk.kompas.com/image/preview/aW1hZ2VzL3Nma19waG90b3Mvc2ZrX3Bob3Rvc18xMzA4MTA4MTA3X2hrdG55cXVwLmpwZw%3D%3D.jpg

Ruangan itu akan tetap kosong. Tak akan pernah terisi. Bahkan oleh pemilik pertamanya, semua tidak sama. Tidak akan sama.

Oeba, 15 Nov 2015, 9:05 WITA