Jaringan Relawan Untuk Kemanusiaan (J-RUK) Kupang
Entah mengapa hari ini aku begitu merindukan mereka. Ya. Mereka adalah keluarga baruku dalam suatu komunitas melayani sesama saudara (itulah yang ada dalam pikiranku).
Hari Pertama, Sabtu 31 Januari 2015
Hari Sabtu yang lalu, tepatnya tanggal 31 Januari 2015, kami yang adalah anggota J-RUK Kupang (beberapa termasuk saya calon anggota yang akhirnya menjadi anggota) sebanyak 20 orang, didampingi oleh koordinator kami, Romo Leo Mali, pergi ke Nekamese untuk melakukan rekoleksi dalam peningkatan kapasitas kami sebagai seorang relawan.
Kami berangkat sekitar jam 08.30 WITA lewat sedikit mungkin, dan tiba di Sekolah Lapangan Nekamese sekitaran jam setengah 10 pagi. Kami hanya memasukkan tas ke dalam kamar dan harus langsung turun ke aula karena kegiatan kami akan segera dimulai.
Di aula yang tidak terlalu luas itu kami mulai melakukan kegiatan yang diawali dengan doa. Tibalah saat perkenalan dan dibagian inilah, segala sesuatu dimulai dengan indah.
20 orang anggota yang mengikuti rekoleksi pengembangan kapasitas ini terdiri dari (ujung kanan-ujung kiri):
1. Frater Jimmy
2. Frater Christo
3. Frater Ento
4. Kak Jhon Tampani
5. Kak Jack Fahik
6. Kak Eus Nahak Seran
7. Kak Jokas
8. Nona Icha Hayon
9. Kak Bene Dalupe
10. Kak Greg Daeng
11. Kak Adi Tei Seran
12. Kak Ito
13. Frater Janu
14. Kak Jhon Leo
15. Nona Reth
16. Nona Amel
17. Nona Intan (saya sendiri)
18. Kak Agnes
19. Kak Ann
20. Frater Dus
Kami melakukan perkenalan tidak hanya sekedar formalitas, tetapi menjelaskan secara detail tentang pengalaman, mimpi-mimpi kami, apa yang kami inginkan, menceritakan secara bebas tentang kehidupan kami. Lumayan lama karena kami membaginya menjadi 2 sessi, sebelum makan siang dan setelah makan siang.
Ada begitu banyak hal menarik yang bisa diambil dalam perkenalan ini. Kami saling terbuka (kecuali saya , mungkin, karena terlalu banyak yang ingin saya bicarakan sampai saya lupa sendiri) dan berbagi tentang harapan dan mimpi-mimpi kami.
Dari sekian banyak cerita saya menyadari bahwa kita semua memiliki impian yang sangat besar. Kita hanya butuh keberanian dan kekuatan serta pemantapan diri untuk mewujudkan impian tersebut.
Romo Leo meminta kami mengambil kesimpulan dari cerita-cerita teman tadi. Walaupun saya tak sempat mengutarakan pendapat saya, namun saya sangat tertarik dengan cerita dari Kak Greg Daeng (Odang, sapaan akrabnya). Yang menarik dari cerita Kak Greg sekian banyak adalah bahwa ia pernah dihadapkan dengan pilihan yang teramat sulit dalam hidupnya. Ia sempat pergi bekerja ke Lombok dan meninggalkan tugas akhirnya di Kota Kupang. Ibu menelpon menyuruhnya pulang untuk membereskan studi, dan ia melakukannya. Namun, selesai menyelesaikan studi ia dihadapkan dengan pilihan harus pulang kembali ke Lombok menyelesaikan sisa masa kontrak kerjanya. Ditangannya tlah ada tiket untuk pulang besok menggunakan pesawat dan uang saku. Namun, tahu apa yang ia perbuat? Ia membatalkan kepulangannya dan berhenti dari pekerjaannya tersebut. Karena ia merasa disinilah tempatnya, bukan disana.
Kisahnya yang sangat sederhana itu tidak sesederhana pikiran saya yang melayang membayangkan bagaimana jika saya ada di posisi itu. Dan saya mengerti bahwa, dalam kehidupan ini buatlah pilihanmu sendiri. Apapun mimpimu, kamu yang memilih. Dan saya merasa bahwa ceritanya tadi memberikan saya insipirasi bahwa disinilah saya, bersama JRUK, dan saya telah memilih JRUK. Saya pun tertarik dengan semangat Kak Adi Tei Seran, yang walaupun berpindah-pindah tempat kuliah, ia tetap semangat dan bertahan. bahkan, ia ingin menjadi Bupati Malaka suatu hari nanti. Woow, mimpi yang hebat! Bukankah kami harus saling mendukung? Ada juga Kak An dan kak Agnes, yang bersedia memberikan pikiran dan hati mereka untuk J-RUK untuk bersama-sama melayani. Bukankah itu mulia? Lain hal dengan nona Icha, yang harus mengambil S2 di luar negeri (semoga nanti kita berdua bertemu di USA ya sayang, hehe) karena tidak ingin menjadi dosen yang biasa-biasa saja, melainkan ingin menjadi dosen yang bisa berbicara dimana saja bahwa ia adalah output JRUK. Wah Icha, kami dukung!
Pada dasarnya saya bahagia karena bisa bertemu orang-orang hebat seperti mereka. Kami sama-sama memiliki mimpi yang besar!
Kami bubar sore harinya untuk mandi dan mempersiapkan diri untuk mengikuti misa sore dan dilanjutkan dengan menonton film dokumenter tentang kisah seorang TKW. Sungguh tragis karena hanya untuk menghidupi keluarganya saja seseorang harus pergi meninggalkan keluarganya dan pada akhirnya menjadi korban trafficking yang berujung pada HIV yang dideritanya.
Saya tidak ingin kehidupan menjadi sesulit ini ketika kita yang lain, yang lebih tahu, yang lebih mampu, bisa membantu memberikan dan membagikan info kepada mereka yang tidak tahu apa-apa. Dimana peran pemerintah? Mengapa harus ada yang menjadi korban? Kita bisa memberikan sesuatu yang lebih baik bagi mereka. Saya bahagia menjadi relawan. Kita butuh begitu banyak orang untuk peduli kepada mereka.
Hari pertama berakhir dengan baik, dan saya yakin Tuhan memberikan yang baik. Tuhan menjaga malam kami, memeluk mimpi-mimpi kami, dan kami percaya Tuhan akan mewujudkan mimpi kami.
Hari Kedua, Minggu 1 Februari 2015
Kami mengawali hari dengan jalan pagi bersama sekitar kompleks vila kami tinggal, dan dilanjutkan dengan aktivitas MCK. Seusai MCK, kami sarapan dan mulai lagi masuk untuk menerima materi berikutnya.
Romo membuka sebuah video tentang Gaya Tarik sebuah mimpi.
Ada beberapa hal yang saya ambil dari pertemuan kami kali lalu itu:
(1) "FOKUSKAN ENERGIMU PADA MIMPIMU"
Tahukah kamu bahwa ketika kamu bermimpi akan sesuatu, mimpimu itu terus mendekatimu. Itulah hukum gaya tarik dari sebuah mimpi. Dan, mari fokuskan energimu, perhatianmu, hidupmu kepada mimpimu, dan wujudkan itu. Tulislah mimpmu pada tembok, buku, meja belajar, lemari, dimanapun tempatnya yang akan kamu lihat dan temui setiap hari agar kelak kamu terus mengingat mimpimu dan kamu pun berusaha mewujudkan mimpimu.
(2) Teori The Secret (yang disampaikan oleh Frater Ento): "Jik kita menyukai sesuatu, tidak saja kita yang berjuang mewujudkannya, tetapi alam semesta pun akan membantu kita!"
(3) Impian adalah JANJI. Dan janji harus DIBUKTIKAN. Jika tidak dibuktikan maka kita sementara berbuat curang untuk diri kita sendiri sebelum menjadi pemimpin.
(4) Dimana hartamu berada, disitulah hatimu berada pula.
Saat itu saya percaya, bahwa Tuhan mempersiapkan sesuatu yang indah untuk saya. Saya, yang menghabiskan 4 tahun kehidupan dengan percuma, yang hidup hanya mengurus kepentingan pribadi, tidak akan melakukan hal yang sama seperti itu lagi. Saya punya mimpi yang besar, dan tentu saja saya harus mewujudkannya.
Hari itu diakhiri dengan Misa bersama teman-teman dari CL (Communion and Liberation), makan siang, dan pulang kembali ke Kupang.
Cerita saya di blog hari ini hanya ingin membagikan kepada pembaca semua bahwa kita semua memiliki mimpi. Melayani sesama itu baik. Kita tidak hidup sendiri. Marilah kita bersama ciptakan hidup yang lebih baik. Berdoa tanpa bekerja itu KONYOL. Bekerja tanpa berdoa itu SOMBONG.
Entah mengapa hari ini aku begitu merindukan mereka. Ya. Mereka adalah keluarga baruku dalam suatu komunitas melayani sesama saudara (itulah yang ada dalam pikiranku).
Hari Pertama, Sabtu 31 Januari 2015
Hari Sabtu yang lalu, tepatnya tanggal 31 Januari 2015, kami yang adalah anggota J-RUK Kupang (beberapa termasuk saya calon anggota yang akhirnya menjadi anggota) sebanyak 20 orang, didampingi oleh koordinator kami, Romo Leo Mali, pergi ke Nekamese untuk melakukan rekoleksi dalam peningkatan kapasitas kami sebagai seorang relawan.
Kami berangkat sekitar jam 08.30 WITA lewat sedikit mungkin, dan tiba di Sekolah Lapangan Nekamese sekitaran jam setengah 10 pagi. Kami hanya memasukkan tas ke dalam kamar dan harus langsung turun ke aula karena kegiatan kami akan segera dimulai.
Di aula yang tidak terlalu luas itu kami mulai melakukan kegiatan yang diawali dengan doa. Tibalah saat perkenalan dan dibagian inilah, segala sesuatu dimulai dengan indah.
20 orang anggota yang mengikuti rekoleksi pengembangan kapasitas ini terdiri dari (ujung kanan-ujung kiri):
1. Frater Jimmy
2. Frater Christo
3. Frater Ento
4. Kak Jhon Tampani
5. Kak Jack Fahik
6. Kak Eus Nahak Seran
7. Kak Jokas
8. Nona Icha Hayon
9. Kak Bene Dalupe
10. Kak Greg Daeng
11. Kak Adi Tei Seran
12. Kak Ito
13. Frater Janu
14. Kak Jhon Leo
15. Nona Reth
16. Nona Amel
17. Nona Intan (saya sendiri)
18. Kak Agnes
19. Kak Ann
20. Frater Dus
Kami melakukan perkenalan tidak hanya sekedar formalitas, tetapi menjelaskan secara detail tentang pengalaman, mimpi-mimpi kami, apa yang kami inginkan, menceritakan secara bebas tentang kehidupan kami. Lumayan lama karena kami membaginya menjadi 2 sessi, sebelum makan siang dan setelah makan siang.
Ada begitu banyak hal menarik yang bisa diambil dalam perkenalan ini. Kami saling terbuka (kecuali saya , mungkin, karena terlalu banyak yang ingin saya bicarakan sampai saya lupa sendiri) dan berbagi tentang harapan dan mimpi-mimpi kami.
Dari sekian banyak cerita saya menyadari bahwa kita semua memiliki impian yang sangat besar. Kita hanya butuh keberanian dan kekuatan serta pemantapan diri untuk mewujudkan impian tersebut.
Romo Leo meminta kami mengambil kesimpulan dari cerita-cerita teman tadi. Walaupun saya tak sempat mengutarakan pendapat saya, namun saya sangat tertarik dengan cerita dari Kak Greg Daeng (Odang, sapaan akrabnya). Yang menarik dari cerita Kak Greg sekian banyak adalah bahwa ia pernah dihadapkan dengan pilihan yang teramat sulit dalam hidupnya. Ia sempat pergi bekerja ke Lombok dan meninggalkan tugas akhirnya di Kota Kupang. Ibu menelpon menyuruhnya pulang untuk membereskan studi, dan ia melakukannya. Namun, selesai menyelesaikan studi ia dihadapkan dengan pilihan harus pulang kembali ke Lombok menyelesaikan sisa masa kontrak kerjanya. Ditangannya tlah ada tiket untuk pulang besok menggunakan pesawat dan uang saku. Namun, tahu apa yang ia perbuat? Ia membatalkan kepulangannya dan berhenti dari pekerjaannya tersebut. Karena ia merasa disinilah tempatnya, bukan disana.
Kisahnya yang sangat sederhana itu tidak sesederhana pikiran saya yang melayang membayangkan bagaimana jika saya ada di posisi itu. Dan saya mengerti bahwa, dalam kehidupan ini buatlah pilihanmu sendiri. Apapun mimpimu, kamu yang memilih. Dan saya merasa bahwa ceritanya tadi memberikan saya insipirasi bahwa disinilah saya, bersama JRUK, dan saya telah memilih JRUK. Saya pun tertarik dengan semangat Kak Adi Tei Seran, yang walaupun berpindah-pindah tempat kuliah, ia tetap semangat dan bertahan. bahkan, ia ingin menjadi Bupati Malaka suatu hari nanti. Woow, mimpi yang hebat! Bukankah kami harus saling mendukung? Ada juga Kak An dan kak Agnes, yang bersedia memberikan pikiran dan hati mereka untuk J-RUK untuk bersama-sama melayani. Bukankah itu mulia? Lain hal dengan nona Icha, yang harus mengambil S2 di luar negeri (semoga nanti kita berdua bertemu di USA ya sayang, hehe) karena tidak ingin menjadi dosen yang biasa-biasa saja, melainkan ingin menjadi dosen yang bisa berbicara dimana saja bahwa ia adalah output JRUK. Wah Icha, kami dukung!
Pada dasarnya saya bahagia karena bisa bertemu orang-orang hebat seperti mereka. Kami sama-sama memiliki mimpi yang besar!
Kami bubar sore harinya untuk mandi dan mempersiapkan diri untuk mengikuti misa sore dan dilanjutkan dengan menonton film dokumenter tentang kisah seorang TKW. Sungguh tragis karena hanya untuk menghidupi keluarganya saja seseorang harus pergi meninggalkan keluarganya dan pada akhirnya menjadi korban trafficking yang berujung pada HIV yang dideritanya.
Saya tidak ingin kehidupan menjadi sesulit ini ketika kita yang lain, yang lebih tahu, yang lebih mampu, bisa membantu memberikan dan membagikan info kepada mereka yang tidak tahu apa-apa. Dimana peran pemerintah? Mengapa harus ada yang menjadi korban? Kita bisa memberikan sesuatu yang lebih baik bagi mereka. Saya bahagia menjadi relawan. Kita butuh begitu banyak orang untuk peduli kepada mereka.
Hari pertama berakhir dengan baik, dan saya yakin Tuhan memberikan yang baik. Tuhan menjaga malam kami, memeluk mimpi-mimpi kami, dan kami percaya Tuhan akan mewujudkan mimpi kami.
Hari Kedua, Minggu 1 Februari 2015
Kami mengawali hari dengan jalan pagi bersama sekitar kompleks vila kami tinggal, dan dilanjutkan dengan aktivitas MCK. Seusai MCK, kami sarapan dan mulai lagi masuk untuk menerima materi berikutnya.
Romo membuka sebuah video tentang Gaya Tarik sebuah mimpi.
Ada beberapa hal yang saya ambil dari pertemuan kami kali lalu itu:
(1) "FOKUSKAN ENERGIMU PADA MIMPIMU"
Tahukah kamu bahwa ketika kamu bermimpi akan sesuatu, mimpimu itu terus mendekatimu. Itulah hukum gaya tarik dari sebuah mimpi. Dan, mari fokuskan energimu, perhatianmu, hidupmu kepada mimpimu, dan wujudkan itu. Tulislah mimpmu pada tembok, buku, meja belajar, lemari, dimanapun tempatnya yang akan kamu lihat dan temui setiap hari agar kelak kamu terus mengingat mimpimu dan kamu pun berusaha mewujudkan mimpimu.
(2) Teori The Secret (yang disampaikan oleh Frater Ento): "Jik kita menyukai sesuatu, tidak saja kita yang berjuang mewujudkannya, tetapi alam semesta pun akan membantu kita!"
(3) Impian adalah JANJI. Dan janji harus DIBUKTIKAN. Jika tidak dibuktikan maka kita sementara berbuat curang untuk diri kita sendiri sebelum menjadi pemimpin.
(4) Dimana hartamu berada, disitulah hatimu berada pula.
Saat itu saya percaya, bahwa Tuhan mempersiapkan sesuatu yang indah untuk saya. Saya, yang menghabiskan 4 tahun kehidupan dengan percuma, yang hidup hanya mengurus kepentingan pribadi, tidak akan melakukan hal yang sama seperti itu lagi. Saya punya mimpi yang besar, dan tentu saja saya harus mewujudkannya.
Hari itu diakhiri dengan Misa bersama teman-teman dari CL (Communion and Liberation), makan siang, dan pulang kembali ke Kupang.
Cerita saya di blog hari ini hanya ingin membagikan kepada pembaca semua bahwa kita semua memiliki mimpi. Melayani sesama itu baik. Kita tidak hidup sendiri. Marilah kita bersama ciptakan hidup yang lebih baik. Berdoa tanpa bekerja itu KONYOL. Bekerja tanpa berdoa itu SOMBONG.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar