Melihat lekat dalam matamu
yang bening, mencari seluk beluk kehidupan tentang cinta, dan alasan terbaik
untuk bertahan adalah karena semuanya tidak pernah aku perkirakan sebelumnya.
Cinta
itu tidak pernah salah. Bahkan untuk alasan apapun, bagiku cinta tidak pernah
salah. Hal itu pun berlaku padamu. Cintaku padamu tidak boleh dikatakan salah,
karena seperti yang aku katakan sebelumnya bahwa aku tak pernah memperkirakan
semua ini.
Kuakui
aku mencintamu, dalam ketidakberdayaan dan kekurangan diri ini,
ketidaklayakanku sebagai seorang wanita yang memimpikan berdiri disampingmu dan
menggenggam erat tanganmu. Aku tahu, kita tak mungkin menyatu, dan aku
menyadari bahwa kamu mengerti itu.
Badan kita ditakdirkan untuk
tidak berjalan bersama.
Memiliki
tidak memiliki tidak terlalu penting, karena semua itu tergantung kita
menyikapi hubungan kita seperti apa. Orang boleh mengatakan kita tak bisa
saling memiliki, ya benar. Badan kita memang tidak bisa berjalan bersama,
tangan kita tidak selamanya saling menggenggam, mataku tak selamanya bisa
melihatmu, telingaku tak selamanya bisa mendengarmu. Namun, bukankah hati kita
sudah ditakdirkan sejak awal? Bukankah hati kita tlah saling terpaut satu dan
yang lainnya? Jadi, apa itu bukan artinya kita saling memiliki?
“Sejak awal kita jadian, satu
ya hanya satu, Ai”
Serumit apa kamu dan aku?
Cinta kita sejauh cincin
Aku
terlampau cemburu dengan hal-hal yang tidak pantas dicemburui. Hal-hal kecil terlanjur
masuk dalam kepikiranku dan membuatku sedikit marah padamu. Jawaban pastime diakhir
emosiku membuatku sadar akan kejelasan hubungan ini. Segala curigaku yang
berlebihan dan tak beralasan harus aku singkirkan, harus lagi demi hubungan
rumit yang aku bangun ini.
Rumit
harus aku katakan, sehingga tak gampang menghapus segala ego dan kekonyolanku. Kita
tidak boleh bersama adalah konsekuensi hubungan ini. Dan haruskah kita bersikap
biasa-biasa saja? Kata cinta kita disulap menyatu dalam sepasang cincin, simbol
suci suatu hubungan yang mengikat kamu dan aku. Cinta kita hanya sejauh
cincin..
29
Mei 2015; diantara siangnya panas dan rindu padamu, Lemon.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar